Selasa, 25 Oktober 2011

Biografi Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf


Biografi Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf







Habib Syech Bin Abdul Qadir Assegaf adalah salah satu putra dari 16 bersaudara putra-putri Alm. Al-Habib Abdulkadir bin Abdurrahman Assegaf ( tokoh alim dan imam Masjid Jami’ Asegaf di Pasar Kliwon Solo), berawal dari pendidikan yang diberikan oleh guru besarnya yang sekaligus ayah handa tercinta, HabibSyech mendalami ajaran agama dan Ahlaq leluhurnya.


Berlanjut sambung pendidikan tersebut oleh paman beliau Alm. Habib Ahmad bin Abdurrahman Assegaf yang datang dari Hadramaout. Habib Syech juga mendapat pendidikan, dukungan penuh dan perhatian dari Alm. Al-Imam, Al-Arifbillah, Al-Habib Muhammad Anis bin Alwiy Al-Habsyi (Imam Masjid Riyadh dan pemegang magom Al-Habsyi). Berkat segala bimbingan, nasehat, serta kesabaranya, Habib Syech bin Abdulkadir Assegaf menapaki hari untuk senantiasa melakukan syiar cinta Rosull yang diawali dari Kota Solo. Waktu demi waktu berjalan mengiringi syiar cinta Rosullnya, tanpa di sadari banyak umat yang tertarik dan mengikuti majelisnya, hingga saat ini telah ada ribuan jama’ah yang tergabung dalam Ahbabul Musthofa. Mereka mengikuti dan mendalami tetang pentingnya Cinta kepada Rosull SAW dalam kehidupan ini.
Ahbabul Musthofa, adalah salah satu dari beberapa majelis yang ada untuk mempermudah umat dalam memahami dan mentauladani Rosull SAW, berdiri sekitar Tahun1998 di kota Solo, tepatnya Kampung Mertodranan, berawal dari majelis Rotibul Haddad dan Burdah serta maulid Simthut Duror Habib Syech bin Abdulkadir Assegaf memulai langkahnya untuk mengajak ummat dan dirinya dalam membesarkan rasa cinta kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW .
KEGIATAN AHBABUL MUSTHOFA
Pengajian Rutin (zikir & sholawat)
setiap hari Rabu Malam dan Sabtu Malam Ba’da Isyak di Kediaman Habib Syech bin Abdulkadir Assegaf .
Pengajian Rutin Selapanan Ahbabul Musthofa
- Purwodadi ( Malam Sabtu Kliwon ) di Masjid Agung Baitul Makmur Purwodadi.
- Kudus ( Malam Rabu Pahing ) di Halaman Masjid Agung Kudus.
- Jepara ( Malam Sabtu Legi ) di Halaman Masjid Agung Jepara .
- Sragen ( Malam Minggu Pahing ) di Masjid Assakinah, Puro Asri, Sragen.
- Jogja ( Malam Jum’at Pahing ) di Halaman PP. Minhajuttamyiz, Timoho, di belakang Kampus IAIN.
- Solo ( Malam Minggu Legi ) di Halaman Mesjid Agung Surakarta.
MUTIARA HIKMAH PARA SALAF 




"Berziarahlah kamu kepada orang-orang soleh! Kerana orang-orang soleh adalah ubat hati."



(Habib Abdullah bin Muhsin Al-Attas)





Seindah-indahnya tempat di dunia adalah tempat orang-orang yang soleh, kerana mereka bagai bintang-bintang yang bersinar pada tempatnya di petala langit."
(Habib Alwi bin Muhammad Al-Haddad) 



"Apakah kamu mau tahu kunci-kunci syurga itu ? Kunci Syurga sebenarnya adalah "Bissmillahirraman nirrahim"

(Al Habib Abdullah Bin Muhsin Al Atthos)





"Sebaik-baiknya teman adalah Al-Qur'an! dan seburuk-buruknya teman adalah syaitan!"

(Al Habib Abdullah Bin Muhsin Al Atthos)



"Orang yang sukses adalah orang yang istiqomah di dalam amal baik."

(Al Habib Alwi Bin Muhammad Bin Tohir Al Haddad)



"Semua para wali di angkat karena hatinya yang bersih, tidak sombong, dengki, dan selalu rendah diri"

(Al Habib Muhsin Bin Abdullah Al Atthos)






” Terangi rumahmu dengan lampu, dan terangi hatimu dengan Al-Qur’an”.

(Al Habib Abdullah Bin Muhsin Al Attas) 






Jadikan akalmu, hatimu, ruhmu, jasadmu, karena bila semua terisi dengan namanya berbahagialah kamu “.

(Al Habib Abdullah Bin Muhsin Al Attas) 






Jadilah orang-orang yang sholeh, karena orang-orang yang sholeh akan bahagia di dunia dan akherat . Dan jadilah orang-orang yang benar, jangan menjadi orang yang pintar, karena orang yang pintar belum tentu benar, tetapi orang yang benar sudah pasti pintar “.

(Al Habib Abdullah Bin Abdul Qadir Bin Ahmad Bilfaqih)






Ilmu itu bagai lautan dan tak akan ada yang mengenalnya kecuali merasakannya “.

(Al Habib Abdurrahman Bin Ahmad Assegaf)






Janganlah kau tunda-tunda kebaikan sampai esok hari, karena engkau tak tahu apakah umurmu sampai esok hari".





Orang yang buta bukan orang yang melihat banyaknya harta, akan tetapi, yang disebut orang buta, orang yang tak mau melihat ilmu agama".
(Al Habib Abdullah Bin Mukshin Al-Attas)







Sesiapa (dari kalangan Ba’Alawi) yang tidak menjalani perjalanan para leluhurnya, nescaya dia akan kecewa dan terhina.".

(Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi )