Jumat, 17 Juni 2011

Thariqat Alawiyyah dan Istiqomah (Tanya jawab dengan Habib Lutfi bin Yahya)

Thariqat Alawiyyah dan Istiqomah (Tanya jawab dengan Habib Lutfi bin Yahya)


Assalamualaikum Wr.Wb. HABIIBANA
Maulana Al Habib, bagaimana seharusnya saya. Meskipun sudah pernah berbai’at Thoriqoh namun nafsu dalam jiwa saya sangat sulit dikendalikan sehingga untuk berdzikir beberapa menit saja rasanya sangat berat sekali, apakah ada sesuatu dalam diri saya yang menyebabkan sulit istiqomah dalam setiap amalan yang saya jalani ? Saya pernah bai’at Thoriqoh Alawiyah dibawah mursyid KH. Ali Fahmi Syarif Klangenan Cirebon.
Apakah Thoriqoh dibawah bimbingan Kyai tersebut menurut Maulana Al Habib termasuk Mu’tabaroh ? demikian curahan hati saya semoga Maulana Al Habib berkenan memberikan penjelasan.
Abdul Iman-aby.nayla@yahoo.comAlamat e-mail ini telah dilindungi dari tindakan spam bots, Anda butuh Javascript dan diaktifkan untuk melihatnya
Al Habib M. Luthfi bin Ali Yahya Menjawab:
Thariqat Alawiyyah adalah Thariqat mu’tabarah. Idrusiah, Hadaddiayh itu semua pecahan Thariqat Alawiyyah. Dan Thariqat Alawiyyah bersumberkan dari Sayiidina Faqih Muqadam Sayid Muhammad bin Alwi Ba’ Alawi dari Abahnya sampai ke Rasulullah Saw.  Dan Dari Abi Madin Al Maghrabi. Adapun masalah pribadi KH. Ali Fahmi Syarif sendiri kami kurang mengetahui. Kalau Anda bertanya tentang thariqatnya, mu’tabarah.
Hebatnya orang istiqamah itu mengapa sampai mendapat kedudukan lebih utama dari seribu karamah, kenapa Istiqomah lebih utama dari seribu karamah? Karena dari berkah Istiqamah itu didapatkan alfi karamah, seribu karamah. Itu maksudnya. Karena apa? karena Al istiqomah itu memerlukan memerangi nafsu.
Justru dengan adanya dzkir tersebut adalah untuk membersihkan pengaruh-pengaruh hawa nafsu-hawa nafsu yang ada dalam setiap hati kita. Jadikanlah dzikir itu keperluan kita sehari-hari, walaupun tidak pasti istiqomah, seandainya dzkir itu dijadikan keperluannya untuk mendekat kepada Allah, selain yang lima waktu masukdnya. Insyaallah. Tidak ada orang yang menghitung sepuluh kecuali pasti dari satu, tidak ada orang yang membaca huruf hijaiyyah langsung Iya  (ي) kecuali pasti memulai dari alif (أ). Demikian penjelasan yang dapat Habib berikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar